AYAH MENGAPA AKU BERBEDA? EDISI NOVEL BAGIAN 1
KELAHIRANKU
Saat aku terlahir di dunia ini, ayahku pernah
bercerita kalau ia mendengar suara tangisku yang begitu kencang. Suster
dan dokter yang ikut membantu proses kelahiranku begitu bingung karena
tidak bisa membuatku terdiam. Mungkin, aku tidak pernah mengerti mengapa
aku terus menangis dan tidak bisa dihentikan oleh siapapun selain saat
suster kemudian meminta ayahku yang sedang berada diruang tunggu untuk
melihatku.
Saat ayah menyentuh jari pertamanya pada wajahku
yang lahir prematur, ia menangis dan aku yang awalnya menangis kencang
terdiam. Ia langsung mengangkat tubuhku yang disambut sukacita oleh
suster-suster yang sejak tadi pusing karena suara tangisku. Ayah
mengendongku dengan lembut sambil berkata,
Mulai saat ini hanya kamulah yang paling berharga dalam hidup ayah..
Ya, aku adalah anak yang paling berharga baginya.
Kelahiranku adalah sebuah dua sisi yang cukup membuat ayah begitu
tertekan. Ibu mengalami pendarahan hebat dan hanya ada sedikit pilihan
baginya. Aku yang mati atau ibu yang harus merelakan nyawanya. Tapi ibu
memilih untuk melahirkanku kebanding harus mengarborsi bayi yang ada di
kandungannya selama 7 bulan. Ia melupakan semua saran dokter demi aku.
Sang janin kecil yang terus membuat nyawanya terancam.
Ayah mencintaiku dan juga ibuku. Tapi ia tidak
ingin membuat ibu bersedih, disamping genggaman tangannya, ia melihat
ibu menghembuskan nafas terakhirnya diikuti oleh suara tangisku yang
terdengar memilukan. Oh Tuhan, aku tidak pernah mengerti mengapa aku
adalah beban bagi hidup ibuku. Kalau saja aku mengerti aku hidup untuk
menyusahkan ibuku, mungkin aku tidak akan memilih untuk terus hidup.
Tapi semua itu adalah rencana Tuhan yang tidak bisa
dihindari. Seperti takdir yang mempertemukan ibu dan ayahku. Mereka
menikah dan menjadi keluarga kecil bahagia. Harapan kedua orang tuaku
hanya satu, ingin hidup bersama hingga waktu memisahkan mereka. Tapi
perpisahan terjadi begitu singkat setelah pernikahan 2 tahun itu dan
pertemuan kelahiran aku dan ayah adalah saat-saat terindah bagi ayah.
Ayah yang juga menjadi ibu bagi diriku.
Suster kemudian bertanya kepada ayah ketika melihatku mulai terdiam.
Anak ini ingin diberikan nama apa pak? Tanya suster itu pada ayah.
Angel.. berikan nama dia Angel.. kata ayah.
Angel, nama yang ayah berikan kepadaku untuk
mengenang ibu yang juga bernama Angel. Mereka memiliki rahasia mengapa
aku diberikan nama itu dan aku hanya akan tau disaat usiaku nanti besar.
Setelah aku tenang, ayah kembali memberikan aku kepada suster yang
langsung memberikan aku perawatan intensif.
Karena aku lahir prematur, aku harus dirawat untuk
waktu yang cukup lama hingga aku bisa keluar dari rumah sakit. Ayah yang
bingung, kemudian meminta ibunya untuk membantu aku. Nenekku yang
berasal dari Kota kemudian datang dan ikut bersama-sama dengan ayah
untuk merawatku. Ayah belajar banyak untuk menjadi seorang ibu bagiku.
Nenek dengan tekun melatihnya. Ia mengajarinya banyak hal dengan teliti.
Ayah belajar bagaimana untuk menganti popoku,
bagaimana untuk membuatku mandi dengan benar lalu membuat susu yang baik
bagiku. Karena tidak ada ASI dari ibu, ayah harus menambah beberapa
vitamin tambahan yang diberikan dokter agar aku dapat tumbuh dengan
sehat dan sempurna. Bersama kedua malaikat itu, aku pun tumbuh dengan
berjalannya waktu. Mereka berdua bergantian menjagaku, bila ayah harus
bekerja, nenek dengan siaga menjagaku begitu sebaliknya bila nenek
sedang beristirahat, ayah akan menjagaku dengan sungguh-sungguh agar
tidak menangis dan menganggu istirahat nenek.
Aku tidak tau betapa aku adalah bayi yang
menyebalkan karena ayah bilang saat aku kecil, aku selalu buang air
kecil setiap popok baru terpasang.Aku juga tidak pernah mau mendengarkan
semua nyanyian yang ayah berikan padaku ketika ia membuatku mencoba
tidur. Sampai akhirnya ketika usiaku menginjak 3 tahun. Ayah mulai
merasa aneh dengan sikapku yang selalu tidak peduli terhadap
panggilannya.
Ia memberikan aku banyak mainan boneka dan aku
sangat suka bermain dengan boneka-boneka yang ayah bawakan setiap ia
pulang kerja. Disaat aku bermain boneka, ayah memandangku. Sedangkan
nenek sedang membuatku aku bubur untuk makan malamku.
Angel .. teriak ayah padaku yang sedang asyik bermain boneka sapi kartun lucu.
Ia kemudian mendekatiku, lalu membelakangi tubuhku,
ia mengunakan dua tangannya diatas kepalaku. Sambil menepuk keduanya
dengan kencang tepat di belakang kepalaku. Ayah melakukannya
berulang-ulang hingga ia berhenti dan menarik nafas panjang. Nenek
melihat tingkah ayah dan bertanya.
Sedang apa kamu Martin? nama ayahku.
Ibu, aku merasa Angel tidak bisa mendengar apa
yang aku lakukan, bahkan ia tidak bisa merespon tepukan tangan tepat di
belakangnya. Bila ia bisa mendengar.. harusnya ia akan terkejut..tapi ia
diam saja.
Nenek meletakan bubur di mangkok tangannya diatas meja.
Ibu juga merasa ada yang tidak beres, bagaimana kalau kita coba bawa ke dokter. Mungkin mereka bisa menemukan jawabannya..
Baiklah bu. Aku akan mandi setelah ibu kita pergi..
Sesungguhnya perasaan cemas aku tidak bisa merespon
dan mendengar apapun yang ayah perintahkan sudah sejak lama ayah
simpan. Tapi ia mencoba berpikir positif hingga akhirnya hari ini ia
benar-benar harus mencoba mencari tau apa yang terjadi padaku. Setelah
aku menikmati semangkok bubur dan merasa kenyang aku tertidur dan ketika
terbangun, aku sudah ada di rumah sakit dengan dokter yang sedang
memeriksa telingaku dengan sentel kecil berwarna putih yang cukup aneh
bagiku. Dokter perempuan itu tersenyum padaku lalu aku langsung diajak
oleh nenekku untuk jalan-jalan disekitar ruangan rumah sakit.
Ayah berbicara dengan dokter Intan yang adalah spesialis telinga.
Bagaimana Dok, dengan kondisi Angel, mengapa dia tidak bisa merespon panggilan dan perintah?
Dengan sangat menyesal saya harus mengatakan kalau anak bapak adalah seorang tunarungu..
Tunarungu.. bagaimana bisa?
Melihat catatan kelahiran dan kesehatannya, anak
bapak yang lahir secara prematur memiliki banyak hal yang bisa terjadi,
tunarungu adalah salah satu yang bisa terjadi pada setiap anak-anak yang
terlahir secara prematur.
Ayah terdiam.
Bapak tidak perlu bersedih ataupun panik, saat ini
sudah banyak pendidikan dan orang yang hidup dengan kondisi yang sama
dengan anak bapak tapi bisa memiliki masa depan yang baik. Bila sejak
dini kita mendidik dan mengajarinya, kelak anak itu akan tumbuh seperti
anak-anak normal lainnya..
Tapi keadaan ini sangat membuat saya sedih,
kasihan anak itu, ia tidak menyadari keadaanya, apa yang harus saya
lakukan untuk memberitahunya. Bagaimana caranya ia tau apa yang harus
saya jelaskan sedangkan dia sendiri tidak bisa mendengar dan bahkan
mengerti apa yang saya katakan.
Begini saja, saya memiliki seorang kenalan yang
sudah berpengalaman untuk mendidik dan bagaimana caranya menjadi orang
tua tunarungu, mungkin ia akan membantu bapak dalam masalah ini.
Dengan wajah sedih ayah menerima tawaran dokter itu
pada kenalannya. Ia keluar dari ruangan dokter dan aku bersama nenek
langsung mendekatinya. Nenek bertanya kepada ayah yang tampak murung.
Bagaimana hasilnya, Tin?
Angel positif tunarungu, Bu..
Nenek ingin menangis ketika mendengarkan kalimat
itu keluar dari mulut ayah tapi ia tidak ingin membuat ayah lebih
bersedih. Disaat seperti ini, hanya dialah orang yang bisa menghibur dan
menguatkan hati ayah untuk terus bersemangat membesarkanku. Ayah memang
bukanlah seorang ibu, tapi ia memiliki ibu yang berpengalaman
merawatnya hingga besar seorang diri tanpa ayahnya. Kakek meninggal saat
ayah berusia 3 tahun karena kecelakaan dan apa yang terjadi pada ayah
saat ini, seperti halnya pernah terjadi pada nenek.
***
Tidak ada komentar :
Posting Komentar