INSTAGRAM @Sunardhyvoice, twitter @sunardhii PIN BBM:7C5AD8DA no handphone: 083177791999 TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOGGER SAYA SALAM PERSAHABATAN DARI SAYA SUNARDY JIKA ANDA INGIN MENCAPAI KESUKSESAN DENGAN BAIK MAKA BEKERJA KERASLAH DENGAN SUNGGU-SUNGGUH TANPA MENGGELUH selamat datang di blogger sunardhy

Sabtu, 16 Agustus 2014

Demi Untung Besar, Halalkan Segala Cara

 Senin, 11 Agustus 2014

Manusia selalu membutuhkan buah-buahan. Oleh karenanya, produksi buah terus meningkat. Pedagang pun membidiknya sebagai sektor ekonomi yang prospektif. Meski buah dipastikan laku di pasaran, namun masih ada saja oknum pedagang yang berbuat curang demi meraup keuntungan.
------------------
BERBAGAI cara dilakukan oknum pedagang buah untuk mendapatkan keuntungan besar. Demi mendapatkan untung besar, ia tega memberikan obat-obatan tertentu yang mengancam kesehatan manusia. Seperti memberikan sejenis obat-obatan agar cepat masak dan berat.
Nah, ada beberapa jenis buah yang bisa dicurangi pedagang nakal. Di antaranya, mangga, pisang, nanas, jeruk,  dan semangka. Sumatera Ekspres berhasil mendapat informasi terkait modus yang dilakukan oknum pedagang untuk mencurangi buah yang akan dijualnya.
Seorang pedagang buah yang minta namanya jangan disebut mengungkapkan, untuk buah mangga dan pisang sering dilakukan pengkarbitan agar masaknya bisa merata. Prosesnya buah tersebut sehari sebelum dipasarkan. "Buah itu dimasukkan ke dalam karung dan ditutup rapat agar tidak terkena udara. Kemudian ditaburi karbit," ungkapnya.
Khusus mangga, kata dia biasanya telah disiapkan kontak yang telah ditaburi karbit. Kemudian buah tersebut dimasukkan ke dalam kotak dan ditutup rapat agar tidak terkena angin. "Meskipun buah yang masih mentah, saat dibongkar buah sudah mulai lembut dan masak," ungkapnya.
Makanya kata dia, rasanya terkadang tidak manis dan asam. Itu karena buah tersebut bukan masak alami. "Terkadang juga masyarakat sudah menemukan lembut tetapi bijinya masih muda. Sebenarnya buah tersebut belum layak dipanen, tapi dipaksa masak," tuturnya.
Pengkarbitan kata dia juga sering dilakukan untuk jenis buah pisang. Karena kalau secara alaminya buah pisang itu masaknya tidak merata. Jadi kalau menunggu masak semua yang duluan masak sudah busuk. Makanya jika ada satu pisang yang masak langsung dipanen. "Jadi saat di peram pisang ini dicampur dengan karbit agar masaknya cepat dan rata," tutupnya.
Sedangkan untuk jenis buah lain, pedagang juga melakukan kelicikan untuk mendapat untung besar. Seperti semangka agar buah timbangan berat buah tersebut disuntik dengan air gincu sehingga warnanya tetap merah. "Kalau masak alami biji semangka itu warnanya hitam. Tapi jika merah suntikan terkadang bijinya masih agak hijau," imbuhnya.
Sebenarnya kata dia, semangka itu belum masak. Namun namanya bisnis berbagai cara mesti dilakukan. "Agen rugi jika datang ke kebun tidak penuh mobil. Makanya terkadang yang masih muda pun ikut dipanen," tukasnya. Sebab, mobil tersebut juga sewa.
Apri pedagang lain menambahkan, kalau untuk nanas biasanya diseva (istilah pedagang melakukan pengobatan buah nanas dengan alat pewarna pakaian). Caranya obat tersebut dihancurkan dengan air, kemudian disiramkan ke nanas tersebut. Nah, sekitar setengah hari, maka nanas tersebut akan menguning dan siap untuk dijual.
Dikatakan, meskipun nanas masih muda tetapi jika telah diseva maka akan terlihat seperti matang. Makanya, nanas tersebut terkadang sangat gatal di lidah ketika dimakan. "Rasa nanas itu beda jika memang benar masak alami dan masak diseva. Sebab, kalau diseva dagingnya tetap keras tetapi warnanya sama seperti matang alami," imbuhnya.
Tidak heran jika nanas yang kecil-kecil terlihat sudah matang. “Kalau hanya yang dijual buah yang masak alami mungkin perkebunan kita tidak akan cukup untuk memenuhi permintaan,” ungkapnya.
Sementara jeruk pengawetan hanya dilakukan dengan penyiraman air dingin (es). “Dahulu pernah dicoba dengan cara disiram dengan racun rumput. Tetapi hasilnya kurang maksimal karena jeruk langsung layu,” tukasnya.
Sri Handayani mengaku, selama ini dia tidak mengetahui jika ada kecurangan yang dilakukan oleh pedagang buah. Dia memilih buah yang terlihat segar dan mencium bau yang harum. “Kalau ada kecurangan pedagang seperti ini saya belum tahu. Tapi kalau memang ada seperti ini pemerintah diharapkan segera melakukan tindakan dan sosialisasi kepada pedagang agar berlaku jujur dan mengutamakan konsumen,” tukasnya. (tim/ce2)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar