Demi Untung Besar, Halalkan Segala Cara
Senin, 11 Agustus 2014

Manusia selalu membutuhkan buah-buahan. Oleh karenanya, produksi buah
terus meningkat. Pedagang pun membidiknya sebagai sektor ekonomi yang
prospektif. Meski buah dipastikan laku di pasaran, namun masih ada saja
oknum pedagang yang berbuat curang demi meraup keuntungan.
------------------
BERBAGAI cara dilakukan oknum pedagang buah untuk mendapatkan
keuntungan besar. Demi mendapatkan untung besar, ia tega memberikan
obat-obatan tertentu yang mengancam kesehatan manusia. Seperti
memberikan sejenis obat-obatan agar cepat masak dan berat.
Nah, ada beberapa jenis buah yang bisa dicurangi pedagang nakal. Di
antaranya, mangga, pisang, nanas, jeruk, dan semangka. Sumatera Ekspres
berhasil mendapat informasi terkait modus yang dilakukan oknum pedagang
untuk mencurangi buah yang akan dijualnya.
Seorang pedagang buah yang minta namanya jangan disebut mengungkapkan,
untuk buah mangga dan pisang sering dilakukan pengkarbitan agar masaknya
bisa merata. Prosesnya buah tersebut sehari sebelum dipasarkan. "Buah
itu dimasukkan ke dalam karung dan ditutup rapat agar tidak terkena
udara. Kemudian ditaburi karbit," ungkapnya.
Khusus mangga, kata dia biasanya telah disiapkan kontak yang telah
ditaburi karbit. Kemudian buah tersebut dimasukkan ke dalam kotak dan
ditutup rapat agar tidak terkena angin. "Meskipun buah yang masih
mentah, saat dibongkar buah sudah mulai lembut dan masak," ungkapnya.
Makanya kata dia, rasanya terkadang tidak manis dan asam. Itu karena
buah tersebut bukan masak alami. "Terkadang juga masyarakat sudah
menemukan lembut tetapi bijinya masih muda. Sebenarnya buah tersebut
belum layak dipanen, tapi dipaksa masak," tuturnya.
Pengkarbitan kata dia juga sering dilakukan untuk jenis buah pisang.
Karena kalau secara alaminya buah pisang itu masaknya tidak merata. Jadi
kalau menunggu masak semua yang duluan masak sudah busuk. Makanya jika
ada satu pisang yang masak langsung dipanen. "Jadi saat di peram pisang
ini dicampur dengan karbit agar masaknya cepat dan rata," tutupnya.
Sedangkan untuk jenis buah lain, pedagang juga melakukan kelicikan
untuk mendapat untung besar. Seperti semangka agar buah timbangan berat
buah tersebut disuntik dengan air gincu sehingga warnanya tetap merah.
"Kalau masak alami biji semangka itu warnanya hitam. Tapi jika merah
suntikan terkadang bijinya masih agak hijau," imbuhnya.
Sebenarnya kata dia, semangka itu belum masak. Namun namanya bisnis
berbagai cara mesti dilakukan. "Agen rugi jika datang ke kebun tidak
penuh mobil. Makanya terkadang yang masih muda pun ikut dipanen,"
tukasnya. Sebab, mobil tersebut juga sewa.
Apri pedagang lain menambahkan, kalau untuk nanas biasanya diseva
(istilah pedagang melakukan pengobatan buah nanas dengan alat pewarna
pakaian). Caranya obat tersebut dihancurkan dengan air, kemudian
disiramkan ke nanas tersebut. Nah, sekitar setengah hari, maka nanas
tersebut akan menguning dan siap untuk dijual.
Dikatakan, meskipun nanas masih muda tetapi jika telah diseva maka akan
terlihat seperti matang. Makanya, nanas tersebut terkadang sangat gatal
di lidah ketika dimakan. "Rasa nanas itu beda jika memang benar masak
alami dan masak diseva. Sebab, kalau diseva dagingnya tetap keras tetapi
warnanya sama seperti matang alami," imbuhnya.
Tidak heran jika nanas yang kecil-kecil terlihat sudah matang. “Kalau
hanya yang dijual buah yang masak alami mungkin perkebunan kita tidak
akan cukup untuk memenuhi permintaan,” ungkapnya.
Sementara jeruk pengawetan hanya dilakukan dengan penyiraman air dingin
(es). “Dahulu pernah dicoba dengan cara disiram dengan racun rumput.
Tetapi hasilnya kurang maksimal karena jeruk langsung layu,” tukasnya.
Sri Handayani mengaku, selama ini dia tidak mengetahui jika ada
kecurangan yang dilakukan oleh pedagang buah. Dia memilih buah yang
terlihat segar dan mencium bau yang harum. “Kalau ada kecurangan
pedagang seperti ini saya belum tahu. Tapi kalau memang ada seperti ini
pemerintah diharapkan segera melakukan tindakan dan sosialisasi kepada
pedagang agar berlaku jujur dan mengutamakan konsumen,” tukasnya.
(tim/ce2)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar